Kamis, 14 Mei 2020

Wisuda Hafizhah yang Mengharukan


        Hati siapa yang tidak akan merinding. Mata siapa yang tidak ingin menumpahkan air matanya di tengah kemeriahan acara. Melihat ratusan muslimah diwisuda sebagai penghafal Alquran 30 juz adalah kenangan hidup yang sulit dilupakan.


Di tengah hiruk pikuk kehidupan manusia di dunia, suasana wisuda hafizhah ibarat oase di tengah padang tandus. Sejuk rasanya memandang, dan keoptimisan kembali muncul di sudut hati. Bertemu dengan mereka adalah momentum yang sangat mahal, apalagi mereka berasal dari berbagai penjuru nusantara.

Kabag Kesra yang mewakili Bupati Sleman pun menyampaikan hal serupa dalam sambutannya. Beliau merasa terharu menyaksikan ratusan muslimah diwisuda sebagai penghafal Alquran 30 juz. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan ini. Bahkan ke depan, beliau ingin menjalin kerja sama dengan panitia kegiatan agar bisa menerapkan program seperti ini di tengah masyarakat Sleman.

Beruntunglah kaum muslimin yang hadir untuk mengikuti acara tersebut. Akan terbersit sebuah harapan dalam dada, kelak suatu saat, nama anak mereka akan disebut sebagai salah satu peserta wisuda hafizhah.

Pada hari itu, 1 Oktober 2017, telah dilaksanakan wisuda hafizhah nusantara di Auditorium UII Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Markaz Alquran Jakarta yang dibina oleh KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc, Al Hafizh. Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari 8 kali kegiatan Mukhoyam Alquran Akhwat Nasional (MQAN) sejak tahun 2012.

Para muslimah dari berbagai penjuru nusantara berkumpul selama sepekan di Yogyakarta untuk mengikuti MQAN ke-8. MQAN sebelumnya diselenggarakan di berbagai tempat, seperti Jawa barat, Banten dan Sumatera Barat. Mereka menuntaskan setoran hafalan 30 juz dalam MQAN kali ini dan akhirnya diwisuda sebagai hafizhah.

Kini, para wisudawati sudah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Setiap mereka telah membawa sebuah kenangan indah dari Yogyakarta. Sebagaimana pesan dari KH. Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc, wisuda hafizhah ini bukanlah akhir sebuah perjuangan, melainkan titik awal pengabdian baru untuk membangun negeri.

Setiap penghafal Alquran ibarat sebuah lentera, yang bisa menyinari sekelilingnya. Setiap hafizhah diharapkan mampu memberikan banyak manfaat dan pencerahan bagi masyarakat di daerahnya masing-masing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar