Dengan demikian kita bisa
menggetarkan beberapa benda sekaligus dalam satu tempo apabila benda-benda
tersebut memiliki kesamaan frekuensi.
Dalam kehidupan sehari-hari
resonansi dapat kita praktikan dalam pergaulan. Jika kita berkawan dengan
orang-orang yang perkepribadian positif. Maka kemungkinan besar kita akan ikut
tergetarkan untuk berkepribadian positif.
Demikian juga bila kita bergaul
dengan teman-teman yang rajin beribadah. Maka kita cenderung akan ikut juga
rajin beribadah, karena perilaku dari teman-teman akan sangat berpengaruh
kepada diri kita.
Maka Rasulullah sangat menganjurkan
agar kita berhati-hati dalam berkawan. Rasulullah mengingatkan, ”Dan
perumpamaan teman yang baik, ibarat seorang penjual minyak wangi. Kalaupun ia
tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita mendapatkan aromanya yang
semerbak.
Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak ubahnya pandai besi.
Kalaupun kita tidak terkana asap hitamnya, setidaknya kita akan mencium bau
busuk dari tungkunya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Al-Adab.
Maksud dari hadits tersebut agar
kita berhati-hati dalam berteman. Pilihlah teman yang akan meresonansikan
kebaikan agar kita ikut pula berbuat kebaikan. Sebaliknya jangan sampai kita
berteman dengan orang-orang yang mendorong kita untuk berbuat kejahatan. Karena
lambat laun kita bisa terpengaruh oleh mereka.
Bila memang mampu, jadilah diri
kita menjadi sumber dari resonansi kebaikan itu, agar orang lain pun terinspirasi
untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian kita bisa memetik pahala kebaikan itu.
“Siapa saja yang meretas jalan
kebaikan di dalam Islam, baginya pahala atas perbuatan baiknya itu dan pahala
dari orang-orang yang mengikuti jejak kebaikannya itu tanpa mengurangi
sedikitpun pahala mereka. Siapa saja yang meretas jalan keburukan di dalam
Islam, baginya dosa atas perbuatan buruknya itu dan dosa dari orang-orang yang
mengikuti jejak keburukannya itu tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR
Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar