Selasa, 26 Mei 2020

Resonansi Kebaikan


         Dalam fisika dikenal istilah resonansi, yakni bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain dengan frekuensi yang sama. Sehingga untuk menggetarkan suatu benda kita tidak harus menyentuhnya secara langsung, melainkan dengan menggetarkan benda lain.


Dengan demikian kita bisa menggetarkan beberapa benda sekaligus dalam satu tempo apabila benda-benda tersebut memiliki kesamaan frekuensi.

Dalam kehidupan sehari-hari resonansi dapat kita praktikan dalam pergaulan. Jika kita berkawan dengan orang-orang yang perkepribadian positif. Maka kemungkinan besar kita akan ikut tergetarkan untuk berkepribadian positif.

Demikian juga bila kita bergaul dengan teman-teman yang rajin beribadah. Maka kita cenderung akan ikut juga rajin beribadah, karena perilaku dari teman-teman akan sangat berpengaruh kepada diri kita.

Maka Rasulullah sangat menganjurkan agar kita berhati-hati dalam berkawan. Rasulullah mengingatkan, ”Dan perumpamaan teman yang baik, ibarat seorang penjual minyak wangi. Kalaupun ia tidak memberikan minyak wanginya, setidaknya kita mendapatkan aromanya yang semerbak. 

Sementara perumpamaan teman yang jahat, tak ubahnya pandai besi. Kalaupun kita tidak terkana asap hitamnya, setidaknya kita akan mencium bau busuk dari tungkunya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam kitab Al-Adab.

Maksud dari hadits tersebut agar kita berhati-hati dalam berteman. Pilihlah teman yang akan meresonansikan kebaikan agar kita ikut pula berbuat kebaikan. Sebaliknya jangan sampai kita berteman dengan orang-orang yang mendorong kita untuk berbuat kejahatan. Karena lambat laun kita bisa terpengaruh oleh mereka.

Bila memang mampu, jadilah diri kita menjadi sumber dari resonansi kebaikan itu, agar orang lain pun terinspirasi untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian kita bisa memetik pahala kebaikan itu.

“Siapa saja yang meretas jalan kebaikan di dalam Islam, baginya pahala atas perbuatan baiknya itu dan pahala dari orang-orang yang mengikuti jejak kebaikannya itu tanpa mengurangi sedikitpun pahala mereka. Siapa saja yang meretas jalan keburukan di dalam Islam, baginya dosa atas perbuatan buruknya itu dan dosa dari orang-orang yang mengikuti jejak keburukannya itu tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR Muslim).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar