Agar
tidak kehilangan makna dan terjebak dalam rutinitas tahunan, kita mesti
menggali lebih dalam makna acara syawalan yang kita ikuti itu. Secara umum
syawalan berasal dari kata syawal yang berarti peningkatan. Acara syawalan
biasa diisi dengan ramah tamah, kangen-kangenan, ikrar syawalan dan hikmah
syawalan. Terkadang ditambah dengan acara hiburan.
Tentu
ada banyak manfaat yang bisa kita ambil dari acara syawalan. Di antaranya
menyambung tali silaturahmi, menambah dan memperkuat relasi, saling memaafkan
sesama peserta syawalan dan menambah ilmu melalui hikmah syawalan. Lalu,
setelah itu, apa yang bisa kita tindaklanjuti?
Inilah
hal yang jauh lebih penting. Apa makna yang bisa kita bawa pulang seusai
mengikuti acara syawalan. Tentu kita tidak bisa melepaskan dari amal ibadah
yang telah kita tunaikan selama bulan Ramadhan. Sebab, kita merayakan Idul
Fitri melalui syawalan karena kita telah beribadah sebulan penuh di bulan
Ramadhan.
Kembali
pada makna kata asal syawalan, yaitu peningkatan. Dengan syawalan ini, kita
berharap menjadi manusia baru seperti kupu-kupu yang berubah setelah berpuasa
saat menjadi kepompong. Manusia baru yang terbang di alam kehidupan dengan
energi yang baru, semangat hidup yang baru, gairah baru dan penuh keoptimisan.
Mengapa
demikian? Karena melalui ibadah puasa dan shalat tarawih serta bonus malam
lailatul qadr, Allah SWT menjanjikan pahala yang berlipat ganda, terutama
dihapusnya semua dosa kita serta dijauhkan dari siksa api neraka. Hal inilah
yang mestinya kita pastikan untuk kita raih. Sehingga kualitas hidup kita
benar-benar meningkat ke arah yang lebih baik.
Melewati
Ramadhan sebulan penuh namun tanpa meraih pahala apalagi tidak berhasil meraih
ampunan-Nya adalah sebuah kerugian yang besar. Jika demikian, maka makna
syawalan yang kita ikuti menjadi berkurang. Apalagi jika kehidupan kita hanya
sama saja seperti sebelum Ramadhan bahkan lebih rendah, maka acara syawalan
menjadi tidak bermakna lagi.
Keterangan: Tulisan di atas penah dimuat di Harian KR pada tahun 2018
Keterangan: Tulisan di atas penah dimuat di Harian KR pada tahun 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar