Orang tua memegang peranan paling pokok. Sebab orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya. Anak adalah amanah sekaligus ujian dari Allah bagi orang tua. Apakah orang tua berhasil mendidik dengan baik sehingga menjadi investasi surga, atau justru gagal sehingga menyeret ke neraka.
Berikut beberapa hal yang harus dilakukan orang tua untuk menekan tindakan klitih. Pertama, menanamkan nilai-nilai agama dan karakter luhur. Hal ini akan menjadi panduan anak dalam menjalani hidup. Orang tua tidak boleh merasa sudah menunaikan kewajibannya jika sudah menitipkan anaknya di lembaga pendidikan tertentu. Visi hidup dan masa depan anak sangat ditentukan oleh orang tua.
Kedua, mengontrol anak. Orang tua wajib mengontrol segala hal tentang anak: keagamaannya, tingkah lakunya, belajarnya, teman bermainnya, tempat bermainnya, tontonan atau bacaannya dan kapan harus sudah berada di rumah. Mereka harus terus memantau anak dan melengkapi hal-hal yang kurang dari sekolah. Apalagi tantangan pergaulan dan media sosial saat ini sudah sedemikian beratnya.
Ketiga, memberi teladan dan nasehat. Teladan kebaikan wajib dicontohkan oleh orang tua jika mereka menginginkan anaknya baik. Demikian juga, jangan pernah bosan menasehati anak. Otoritas orang tua di hadapan anak mutlak dipertahankan. Jangan sampai orang tua kehilangan kendali terhadap anak.
Keempat, bekerjasama dengan sekolah dan masyarakat. Berkomunikasi dengan sekolah merupakan langkah bijak yang wajib dilakukan orang tua. Sinergi pendidikan antara rumah dan sekolah adalah sesuatu yang sangat diperlukan.
Apalagi jika kemudian bersama-sama dengan warga masyarakat dapat mengarahkan dan memfasilitasi kegiatan remaja yang positif dan sekaligus membina mereka. Jika demikian maka tiga saka guru pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yaitu rumah, sekolah, dan masyarakat berada dalam kondisi yang ideal.
Keterangan: Tulisan di atas pernah dimuat di Harian KR Yogyakarta
Keterangan: Tulisan di atas pernah dimuat di Harian KR Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar