Selain kewajiban taat
kepada pemimpin, Rasulullah Muhammad SAW memerintahkan kepada para pemimpin untuk menunaikan
kewajiban dan tanggung jawab sebagai pemimpin. Karena seorang pemimpin
merupakan wakil dari orang yang dipimpin yang harus bertanggung jawab dan bisa
dipercaya.
Pemimpin wajib
menegakkan keadilan di tengah anggotanya. Memberikan hak kepada orang yang
berhak, menghormati setiap kebebasan individu dalam memperoleh kebenaran dan
moral serta melibatkan mereka dalam musyawarah. Pemimpin harus mendengarkan
nasehat, melindungi kehormatan anggotanya. Mengedepankan kemaslahatan, membuka
pintu untuk meningkatkan mutu anggotanya.
Pemimpin juga harus
menghukum orang-orang yang patut untuk dihukum. Memberikan peringatan kepada
orang yang berbuat salah dan khianat. Rasul juga tidak merasa malu untuk
meminta pendapat dari para sahabatnya, padahal sekelas beliau tentunya lebih
mengetahui. Hal ini tentunya mengajarkan kepada umatnya untuk selalu meminta
pendapat (bermusyawarah).
Sesungguhnya seorang
pemimpin bertanggungjawab atas umat dan rakyatnya dihadapan Allah. Begitu juga
sebaliknya, Allah tidak serta-merta memerintahkan kepada para pemimpin untuk
bertanggungjawab dengan apa yang dipimpin. Allah menyiapkan pahala dan surga
sebagai konsekuensi yang akan diterima bagi pemimpin yang adil dan menjalankan
amanah kepemimpinanya.
Sebagai catatan yang perlu
diingat dan diperhatikan, bahwa kepemimpinan pada umumnya dalam Islam dapat diambil dari pribadi
Rasulullah, bagaimana meneladani ajaran beliau. Kepemimpinan yang dijalankan
oleh beliau penuh dengan kasih sayang dan tanggung jawab. Hukum yang diterapkan
tidak memihak pada orang-orang tertentu, merata kepada setiap umat.
Meneladani Nabi Muhammad
SAW dalam kepemimpinan salah satunya, melalui sifat-sifat
yang dimiliki oleh beliau dan bagaimana perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari. Sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh beliau adalah:
sidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan fathonah
(cerdas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar