Senin, 25 Mei 2020

Ketika Hati Kita Galau


         Kita sering mendengar kata ‘’galau’’,  baik dari teman, pesan media sosial yang kita terima atau bahkan kita sendiri sering mengucapkan kata ‘’galau’’. Orang yang galau biasanya menjadi murung secara mendadak dan emosional seseorang akan turun drastis menuju titik kesedihan paling dasar.

           Penyebab galau hanya satu yaitu ‘’BANYAK PIKIRAN’’ .Salah satu gejala psikologis yang muncul akibat masalah yang tidak terselesaikan  adalah galau. Berikut ini ada beberapa tips mensikapi ‘’galau’’ agar tidak berkepanjangan:

Pertama, kontrol emosi. Jangan biasakan mengekspresikan emosi dengan meninggikan suara, karena  hal ini menunjukkan kalau kita tidak bisa mengontrol diri. Sebaiknya alihkan perhatian pada hal-hal yang kita senangi.

Kedua, jangan menyalahkan orang lain. Ketika ada masalah, kecenderungan kita adalah sibuk mencari kesalahan orang lain. Semestinya, instruspeksi diri adalah langkah awal terbaik. Selanjutnya fokuslah pada mencari solusi-solusi alternatif yang mungkin dilakukan.

Ketiga, cari dukungan dari orang sekitar. Ketika ada masalah berat, kondisi psikis kita cenderung lemah. Maka, carilah dukungan dari orang terdekat, baik keluarga, teman atau sahabat. Hal ini akan membuat kita lebih tegar menghadapi masalah.

Keempat, mengubah sudut pandang.  Dalam Islam mengubah sudut pandang sama maknanya dengan syukur. Misalnya ketika sakit mata, kita bersyukur, karena ada saudara kita yang tidak bisa melihat sama sekali.

Seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, ‘’Sungguh orang mukmin itu menakjubkan, semua urusannya baik. Apabila ia mendapat kemudahan ia bersyukur dan apabila ia mendapat kesulitan ia bershabar’’. Kalau syukur dan shabar sudah menjadi slogan kita, maka ‘’galau’’ bukan masalah lagi bagi kita. Insyaa-allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar