Teori
sains terakhir bahkan mengungkapkan bahwa calon manusia telah mulai belajar
saat juataan sperma berjuang mencapai ovum dalam uterus. Jutaan sperma itu
seolah saling berjuang, berebut dan berlomba mencapai ovum, banyak di antaranya
yang gugur di tengah jalan. Uniknya, satu atau dua sperma ( pada kasus kembar
tidak identik ) mencapai ovum dan terjadi konsepsi, sisa ribuan sperma yang
lain mati dan menjadi nutrisi bagi ovum yang telah di buahi.
Ternyata
…yang bermula dari satu atau dua sperma itu adalah kita, dan kitalah yang
menjadi pemenangnya sebagai buah dari proses belajar, setelah melalui
perjuangan panjang dan melelahkan. Demikianlah, calon manusia ini telah belajar
berjuang, beradaptasi, bersaing, tetapi juga bekerja sama dan berkurban untuk
kepentingan sesama.
Secara
teoritik, belajar dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian. Dengan demikian buah dari proses belajar tersebut
dapat berupa bertambahnya pengetahuan, adanya peningkatan keterampilan, semakin
sempurnanya perilaku dan sikap serta semakin matang kepribadian.
Dalam
konteks proses memperoleh pengetahuan,
kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman ( experience ). Pengalaman yang terjadi
berulang kali melahirkan pengetahuan ( knowledge
). Dalam perspektif sains, ada anggapan bahwa pengetahuan sudah terserak
dan tersebar di alam semesta ini, tinggal bagaimana manusia bereksplorasi,
menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.
Begitu
pentingnya makna pengalaman yang berujung pada terjadinya pengendapan akan
pengetahuan, sehingga muncul pepatah : pengalaman adalah guru yang paling
baik, experience is the best teacher, dalam pepatah Minangkabau
dinyatakan dengan sebutan ; alam takambang menjadi guru atau alam berkembang
menjadi guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar