Jogjakarta adalah
kota
pelajar. Namun, hal ini belum tercermin secara
utuh. Akhir-akhir ini, ada beberapa pelajar yang melakukan aksi klitih dengan melukai orang lain.
Fenomena klitih beberapa bulan terakhir ini menjadi keprihatinan semua pihak. Sehingga, beberapa minggu yang lalu, kepala SMP/MTs se-kabupaten Sleman bersama bupati, kapolres, dan dinas pendidikan melakukan saresehan pembinaan karakter bagi
siswa.
Tindakan
klitih ini sudah termasuk tindakan
kriminal. Oleh karena itu, setiap sekolah perlu melakukan berbagai
tindakan untuk mencegah terjadinya perbuatan tersebut.
Apapun
solusi untuk mencegah aksi klitih, harus
disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik sekolah masing-masing. Titik tekannya ada pada tiga komponen
pendidikan.
Pertama
sekolah, hendaknya menjadi
taman belajar yang indah bagi siswa. Hal ini bisa diwujudkan dengan berbagai
program sekolah yang bisa menarik minat dan bakat siswa. Selain itu, warga sekolah perlu
menciptakan suasana ramah terhadap siswa sehingga
tercipta
susana belajar yang nyaman dan siswa ingin terus berlama-lama di sekolah.
Kedua
orang tua, hendaknya menjadi
teman baik dalam segala pebuatan termasuk berkomunikasi. Salah satu kesimpulan yang didapat
oleh pihak berwajib,
perilaku klitih disebabkan karena kurangnya komunikasi orang tua dengan anaknya.
Kurangnya komunikasi ini bisa
berwujud kekerasan kepada anak
baik verbal maupun fisik dan perceraian.
Ketiga
pemerintah, hendaknya menjadi
mitra strategis
dalam mewujudkan pendidikan yang efektif dan efesien bagi siswa. Tentu yang
lebih pokok adalah bagaimana pemerintah melalui pihak yang berwajib mencegah perilaku klitih baik melalui
penyuluhan ke sekolah-sekolah maupun pembinaan terhadap pelakunya.
Apabila tiga komponen ini saling bergandengan tangan, insya-allah dapat mengurangi terjadinya tindakan klitih. Mari kita wujudkan Yogyakarta sebagai kota pelajar sejati!
Keterangan:
Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
Apabila tiga komponen ini saling bergandengan tangan, insya-allah dapat mengurangi terjadinya tindakan klitih. Mari kita wujudkan Yogyakarta sebagai kota pelajar sejati!
Keterangan:
Tulisan ini pernah dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar