Liburan
sekolah baru saja usai. Para siswa kembali ke bangku sekolah. Dua pekan adalah
waktu yang tidak sebentar untuk sebuah liburan sekolah. Berbagai cerita selama
liburan akan menjadi topik perbincangan di ruang-ruang kelas.
Cerita
liburan dari para siswa sangatlah beragam. Rata-rata mereka mengisi liburan
dengan wisata bersama keluarga, di samping jalan-jalan menengok kakek nenek dan
saudara jauh.
Mengisi
liburan sekolah bagi para siswa bukan hal yang mudah. Dukungan orang tua
menjadi faktor yang sangat penting, minimal dukungan berupa materi. Tidak
sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk sebuah tamasya: transportasi,
konsumsi, tiket masuk lokasi, tiket tiap wahana, dan penginapan bagi yang
terpaksa bermalam.
Tidak
setiap orang tua mampu untuk itu. Orang tua juga memiliki beragam keterbatasan,
terutama waktu dan biaya. Terlebih bagi suami istri yang bekerja, maka tidak
bisa sepenuhnya membersamai liburan anaknya. Waktu untuk acara keluar satu
keluarga sangat terbatas, sore hari sepulang bekerja, atau di hari libur
kantor.
Tidak
setiap orang tua juga memiliki kecukupan biaya untuk sekedar bertamasya satu
keluarga. Perlu persiapan finansial agar acara keluarga saat liburan sekolah
bisa terwujud. Dengan kondisi seperti ini, orang tua dituntut untuk lebih
kreatif menghadirkan kegiatan pengisi liburan yang murah meriah.
Bagi
orang tua yang memiliki ketercukupan dana, bisa mengikutkan anak-anaknya pada
berbagai kegiatan positif yang ditawarkan sejumlah lembaga. Di antaranya adalah
pesantren liburan, homestay berbasis
pendidikan, kemah pelajar dan bimbingan intensif bahasa Inggris (English camp).
Mengisi liburan dengan kegiatan yang
bermanfaat dan mengesankan adalah hal yang sangat penting. Ketika liburan
sekolah diisi dengan berbagai kegiatan yang berkesan, maka para siswa akan
lebih semangat saat menyambut hari pertama masuk sekolah. Para siswa akan hadir
di sekolah dengan antusias, karena siap berbagi pengalaman seru dan baru kepada
teman-temannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar