Hidup adalah pilihan. Begitu
pula dengan penggunaan usia kita. Apakah akan bergelut pada kesia-siaan atau
selalu berada dalam kemanfaatan, kita bebas menentukan pilihan. Sejatinya,
pilihan kita hendaknya didasarkan atas kalimat kunci bahwa kampung akhirat itu
nyata dan dunia ini hanyalah fana.
Beberapa hal berikut ini
semoga bisa menuntun kita agar selalu berada dalam koridor kebaikan dan
kemanfaatan.
Pertama,
cermati esensi usia kita
Ingatlah bahwa waktu yang
telah berlalu tidak mungkin terulang kembali. Kesadaran akan ‘habis’nya usia
kita, semestinya menjadikan kita sebagai orang yang bijak dalam mengisi setiap
detik yang kita jalani. Mari kita merenungi jatah usia kita, apakah cukup
banyak kemanfaatan yang sudah kita hasilkan? Karena hal inilah yang kelak akan
menjadi bekal kita di akhirat.
Kedua,
sayangi diri sendiri
Ketika tapakan usia berlalu
tanpa torehan amal-amal shalih, maka pada saat itulah berarti kita sedang
menjerumuskan diri kita pada kerugian. Artinya, kita tidak menyayangi diri kita
sendiri. Apakah ada orang yang menyayangi dirinya membiarkan dirinya
terjerumus? Tentu tidak. Jika kita menyayangi diri kita, maka atas dasar cinta,
setiap hal yang akan kita lakukan hendaklah dipertimbangkan baik buruknya serta
bermanfaat atau tidaknya.
Ketiga,
hiduplah untuk hari ini
Usia kita saat ini adalah
usia kita yang sesungguhnya. Tak seorang pun yang dapat mengetahui kejadian
hari esok. Maka hiduplah untuk hari ini. Hari inilah usia kita yang paling
nyata. Hargailah hal itu dengan melakukan amal nyata dan bermanfaat.
Keempat,
mintalah keberkahan dari Allah SWT
Fitrah hati manusia adalah
dapat terbolak-balik, seperti halnya keimanan. Setiap saat, ia bisa bertambah
atau berkurang. Mohonlah pada Allah agar hati kita senantiasa dalam ketaatan
dan keistiqomahan. Sebaik-baik amal adalah yang berkesinambungan meskipun
sedikit.
Allahumma
ya muqallibal qulubi wal-abshani tsabbit qalbi ‘ala dinika
“Ya Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati
dan penglihatan, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar