Sabtu, 11 April 2020

Di Bawah Telapak Kaki Ibu


Sebagai seorang ibu ada status yang boleh dibanggakan yakni guru pertama bagi anak-anaknya. Demikian agungnya sebutan yang diberikan kepada seorang ibu, sehingga kita sering lupa bahwa meskipun surga di bawah telapak kaki ibu namun nerakapun juga berada di mulut seorang ibu.

Kekuatan seorang ibu berada dalam tangannya yang dingin, hati yang tulus, perasaan yang halus, pikiran yang jernih serta optimis. Keteladanan sang ibu tampak dari untaian indah doa-doa yang selalu mengalir disertai air mata.

Monumen kasih sayang ibu dibangun di atas kecupan sayang, dekapan hangat dan cerita-cerita indah yang mengalir sejuk membentuk atmosfer kehidupan yang abadi. Ibu yang bijaksana akan terus mendorong anak-anaknya melalui kekuatan kasih yang diberikan sepanjang hari.

Ibu merupakan model yang tidak akan terlepas dari perkembangan seorang anak. Maka seorang ibu tidak boleh memberi contoh yang tidak baik. Masih segar dalam ingatan tatkala menapaki tangga kanak-kanak dulu: ibu yang selalu memiliki waktu khusus bagi anak-anaknya, mendoakan, bercerita, bahkan bermain bersama.

Setiap orang pasti memiliki cerita dan kesan tersendiri terhadap ibunda tercintanya, terutama pengalaman suka dan duka ketika menjalani kehidupan sehari-hari. Dari kacamata spiritual, kita dapat melihat bahwa doa seorang ibu ternyata memberikan dampak luar biasa bagi kesuksesan putra-putrinya.

Di manapun di dunia ini, kita tidak akan pernah mendengar cerita seorang ibu yang meminta kompensasi atas air susu yang telah diberikan. Tidak akan pernah menagih bayaran atas jam kerja yang telah diberikan. Demikian juga dengan perasaannya yang sering berkorban demi anak-anaknya.

Oleh sebab itu, selagi masih hidup lakukanlah sesuatu yang menyenangkan hati ibu. Berilah perhatian dan kehangatan, berkatalah dengan kata-kata yang lembut dan sopan. Jangan pernah menyakiti hati ibu dan lakukanlah yang terbaik baginya.

Membangun tugu kehormatan untuk sang ibu yang sudah meninggal, tampaknya tidak terlalu penting dibandingkan perhatian dan kepedulian yang kita berikan ketika beliau masih hidup. Ibu adalah ibu dan satu adanya. Tidak ada yang dapat menggantikan peran dan kasih sayang seorang ibu.

Keterangan: Dimuat di Surat Khabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada tahun 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar