Seorang ulama dari Mesir pernah berkata: “Pendidikan bukanlah
segala-galanya. Namun, segala-galanya bermula dari pendidikan”. Begitu lah
gambaran betapa pentingnya pendidikan bagi seorang manusia maupun bagi sebuah
bangsa. Pendidikan menjadi kunci pertama dan utama bagi siapapun yang ingin
meraih sukses dalam kehidupan.
Saat ini kita dihadapkan pada kenyataan bahwa pendidikan menjadi bagian dari sistem sebuah negara. Di Indonesia, terdapat Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki kewenangan mengelola pendidikan. Kementerian Agama secara khusus juga memiliki bidang yang mengurusi pendidikan keagamaan. Di samping itu, DPR juga menelurkan Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Prof. Dr. Yoyon Suryono, MS, dalam pengantar buku Politik
Ideologi Pendidikan karya Arif Rohman menulis bahwa praktek penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia dalam banyak segi mengalami pasang surut. Hal ini
antara lain dipengaruhi oleh dinamika sosial dan politik negara. Sejak
Indonesia merdeka lepas dari cengkeraman penjajahan kolonial Belanda dan
Jepang, penataan pendidikan mengalami dinamika seiring dengan perubahan
kebijakan yang dianut oleh rejim yang berkuasa.
Pendidikan yang merupakan hajat hidup semua manusia diatur sedemikian rupa oleh pengelola negara. Oleh sebab itulah kebijakan-kebijakan di pendidikan sangat tergantung kepada siapa yang memegang pemerintahan. Politik menjadi hal yang terkait pula karena pemerintah yang berkuasa diperoleh dari proses politik.
Dengan demikian proses politik yang terjadi seperti Pemilu sangat penting artinya bagi kelangsungan sebuah sistem pendidikan. Contoh yang paling mudah adalah ketika Kurikulum 2013 berjalan satu semester, Menteri Pendidikan yang belum lama menjabat memutuskan untuk menunda pelaksanaannya.
Keterangan:
Tulisan ini pernah dimuat di Harian KR Yogyakarta tahun 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar