Penerapan
kurikulum 2013 terus menjadi bahasan menarik dalam berbagai forum. Secara umum,
masyarakat memerlukan kurikulum pendidikan yang berbasis karakter. Dalam arti, kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus ditujukan bagi pembentukan karakter peserta didik.
Proses
pembelajaran dalam kurikulum ini disebut dengan “saintifik”, di mana peserta
didik difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan
dan mencipta.
Kurikulum
2013 menekankan pada pembelajaran berbasis kegiatan sehingga penilaiannya lebih
menekankan pada penilaian proses. Penilaian ini meliputi aspek sikap,
pengetahuan maupun ketrampilan. Penilaian ini dikenal dengan istilah penilaian
“autentik”
Disinilah
peran orang tua dalam kurikulum 2013, yaitu adanya kerja sama yang baik antara
sekolah dan orang tua. Hal ini akan mengurangi keterputusan informasi yang
dapat membuat bingung anak.
Pada
penilaian proses, orang tua harus berperan aktif, tidak sepenuhnya membebankan
pada pihak sekolah. Karena guru mempunyai keterbatasan pemantuan yang dilakukan
di sekolah. Adapun proses belajar harus terus berlanjut sekalipun di rumah, dan
ini adalah tugas dari orang tua.
Pemantauan
ini harus dilakukan secara terus menerus, sehingga anak-anak mempunyai
pola/kebiasan yang baik. Dengan demikian keberhasilan pendidikan sangat
dipengaruhi oleh kualitas kerja sama antara sekolah dan orang tua. Semoga kita
bisa mewujudukannya dengan baik. Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar