Beberapa tahun terakhir kita
sering mendengar istilah literasi bergema di mana-mana. Bahkan beberapa
madrasah gencar meluncurkan gerakan literasi di madrasahnya masing-masing.
Gencarnya gerakan literasi ini didasarkan keprihatinan pada kemampuan dan
semangat literasi yang minim di kalangan anak-anak dan pelajar. Berdasarkan
hasil penelitian The World’s Most
Literate Nations, peringkat literasi di Indonesia menduduki peringkat ke-60
dari 61 negara.
Saat ini istilah literasi
tidak sebatas pada kemampuan menulis dan membaca, namun mulai didefinisikan
dalam arti yang lebih luas mengikuti perkembangan zaman abad 21. Kegiatan
literasi merupakan kegiatan yang harus ada dalam pembelajaran Kurikulum 2013,
sehingga guru diharapkan mampu menyertakan unsur literasi dalam kegiatan pembelajaran
di kelas.
Untuk menumbuhkan budaya
literasi, setiap madrasah memiliki gerakan literasi yang beragam. Berikut
beberapa gerakan literasi yang ada di madrasah, antara lain: membuat pojok literasi. Diharapkan
masing-masing kelas memiliki rak buku yang difungsikan sebagai pojok literasi.
Buku-buku bacaan selain disediakan oleh madrasah, juga dapat berasal dari hibah
siswa dan guru. Buku-buku yang diletakkan di pojok literasi wajib dibaca oleh
siswa.
Pemberdayaan
perpustakaan. Menciptakan suasana perpustakaan yang
kondusif dan nyaman dapat membuat siswa senang berkunjung ke perpustakaan. Yang
dapat dilakukan untuk pemberdayaan perpustakaan, yaitu: menyediakan koleksi
buku bacaan yang bervariasi, tersedianya fasilitas komputer dan jaringan
internet, menata interior perpustakaan, dan adanya ruang baca yang nyaman untuk
belajar.
Menyediakan
jam khusus untuk literasi. Jam khusus literasi dapat dilakukan
pada awal atau akhir pembelajaran. Jam khusus ini dimaksudkan agar siswa dapat
membaca buku yang disukai, namun tetap diperlukan pendampingan guru. Dari
kegiatan ini, siswa dapat belajar membuat resensi buku dan berbagi pesan
positif yang diperoleh dari buku yang telah dibaca.
Kegiatan
ekstrakurikuler jurnalistik. Melalui kegiatan jurnalistik, siswa
belajar menuangkan ide dan membuat tulisan yang baik, sehingga tulisan yang
dibuat dapat menginspirasi orang lain. Siswa juga belajar berinteraksi dengan
orang lain, belajar bersikap sopan dan bertutur kata yang santun pada
narasumber yang ditemui.
Penerbitan
buletin. Buletin madrasah merupakan sarana komunikasi antara
siswa, guru, pegawai sampai dengan kepala madrasah. Dalam pembuatan buletin
madrasah, siswa belajar bekerja sama dalam tim, belajar mendengarkan pendapat,
menerima saran ataupun kritik demi kemajuan karya yang dibuat. Buletin madrasah
juga menampilkan berbagai kegiatan, kelebihan dan potensi yang dimiliki
madrasah sehingga menjadi sarana promosi pada masyarakat.
Dengan adanya gerakan
literasi, diharapkan dapat menumbuhkan budaya literasi di madrasah. Kita mengharapkan
adanya kerjasama antara orang tua, madrasah, masyarakat, dan pemerintah. Dengan
demikian, semoga generasi muda memiliki budaya literasi di berbagai bidang dan
mampu menghadapi tantangan abad 21.
Keterangan:
Tulisan ini pernah dimuat di Surat Khabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada tanggal 29 Desember
2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar