Sabtu, 11 April 2020

Gerakan Literasi di Madrasah


Beberapa tahun terakhir kita sering mendengar istilah literasi bergema di mana-mana. Bahkan beberapa madrasah gencar meluncurkan gerakan literasi di madrasahnya masing-masing. Gencarnya gerakan literasi ini didasarkan keprihatinan pada kemampuan dan semangat literasi yang minim di kalangan anak-anak dan pelajar. Berdasarkan hasil penelitian The World’s Most Literate Nations, peringkat literasi di Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara.

Saat ini istilah literasi tidak sebatas pada kemampuan menulis dan membaca, namun mulai didefinisikan dalam arti yang lebih luas mengikuti perkembangan zaman abad 21. Kegiatan literasi merupakan kegiatan yang harus ada dalam pembelajaran Kurikulum 2013, sehingga guru diharapkan mampu menyertakan unsur literasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Untuk menumbuhkan budaya literasi, setiap madrasah memiliki gerakan literasi yang beragam. Berikut beberapa gerakan literasi yang ada di madrasah, antara lain: membuat pojok literasi. Diharapkan masing-masing kelas memiliki rak buku yang difungsikan sebagai pojok literasi. Buku-buku bacaan selain disediakan oleh madrasah, juga dapat berasal dari hibah siswa dan guru. Buku-buku yang diletakkan di pojok literasi wajib dibaca oleh siswa.

Pemberdayaan perpustakaan. Menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif dan nyaman dapat membuat siswa senang berkunjung ke perpustakaan. Yang dapat dilakukan untuk pemberdayaan perpustakaan, yaitu: menyediakan koleksi buku bacaan yang bervariasi, tersedianya fasilitas komputer dan jaringan internet, menata interior perpustakaan, dan adanya ruang baca yang nyaman untuk belajar.

Menyediakan jam khusus untuk literasi. Jam khusus literasi dapat dilakukan pada awal atau akhir pembelajaran. Jam khusus ini dimaksudkan agar siswa dapat membaca buku yang disukai, namun tetap diperlukan pendampingan guru. Dari kegiatan ini, siswa dapat belajar membuat resensi buku dan berbagi pesan positif yang diperoleh dari buku yang telah dibaca.

Kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik. Melalui kegiatan jurnalistik, siswa belajar menuangkan ide dan membuat tulisan yang baik, sehingga tulisan yang dibuat dapat menginspirasi orang lain. Siswa juga belajar berinteraksi dengan orang lain, belajar bersikap sopan dan bertutur kata yang santun pada narasumber yang ditemui.

Penerbitan buletin. Buletin madrasah merupakan sarana komunikasi antara siswa, guru, pegawai sampai dengan kepala madrasah. Dalam pembuatan buletin madrasah, siswa belajar bekerja sama dalam tim, belajar mendengarkan pendapat, menerima saran ataupun kritik demi kemajuan karya yang dibuat. Buletin madrasah juga menampilkan berbagai kegiatan, kelebihan dan potensi yang dimiliki madrasah sehingga menjadi sarana promosi pada masyarakat.

Dengan adanya gerakan literasi, diharapkan dapat menumbuhkan budaya literasi di madrasah. Kita mengharapkan adanya kerjasama antara orang tua, madrasah, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian, semoga generasi muda memiliki budaya literasi di berbagai bidang dan mampu menghadapi tantangan abad 21.

Keterangan: 
Tulisan ini pernah dimuat di Surat Khabar Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada tanggal 29 Desember 2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar