Satu
keteladanan lebih baik daripada sejuta nasihat. Ungkapan tersebut berarti, memberi
teladan atau contoh pada siswa jauh lebih baik dan efektif daripada memberi
nasihat. Sebagai guru, pastinya kita pernah memberi nasihat pada siswa, namun
siswa tersebut tetap mengulang kesalahannya. Sebaliknya, sering kita jumpai,
siswa segera melaksanakan apa yang kita contohkan. Maka, keteladanan guru
merupakan faktor mutlak dalam membangun karakter siswa di sekolah.
Karakter siswa berarti sifat kebiasaan
yang dilakukan oleh siswa. Contohnya kebiasaan jujur, disiplin, mandiri, peduli
lingkungan dan
tanggung jawab. Kebiasaan
tersebut tentu tidak akan menjadi kebiasaan jika tidak dibiasakan, dan akan
lebih mudah dibiasakan oleh siswa, jika guru memberikan contohnya setiap hari.
Dalam filosofi Jawa, kata guru
memiliki makna “digugu dan ditiru”.
Maksudnya, perkataan seorang guru harus layak jadi panutan dan perilakunya juga
layak dicontoh oleh siswanya. Apalagi siswa memang memiliki sifat gemar meniru
apa yang dilihat dan didengar dari gurunya.
Ada contoh kasusus di mana keteladanan guru
benar-benar diperlukan. Misalnya, saya pernah menegur siswa yang terlambat
sholat jamaah di masjid, dan ia menjawab bahwa beberapa guru juga terlambat ke
masjid. Memang itu hanya dalih saja, tapi seharusnya guru tidak membuka pintu
bagi mereka untuk beralasan. Jika keterlambatan guru terjadi berulang, maka akan
dicontoh juga oleh siswanya.
Hal di atas membuktikan, bahwa keteladanan
guru memang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Jika guru berkarakter
baik, maka ia sedang membangun karakter siswanya. Sebaliknya, jika guru berkarakter
kurang baik, maka bisa saja ia sedang
menghancurkan karakter siswanya.
Maka,
guru harus sangat berhati-hati dalam kebiasaan berkata maupun berperilaku di
depan siswanya. Guru harus menyadari bahwa membangun nilai-nilai karakter pada
siswa tidaklah cukup dengan menjelaskannya saja, tetapi harus dengan keteladanan.
Marilah,
sebagai guru kita bangun karakter kita, agar kita layak menjadi teladan bagi
siswa kita, sehingga akan berbuah pahala. Sebagaimana dalam hadist Riwayat
Muslim dijelaskan, “Barangsiapa memberi
teladan yang baik lalu diikuti orang lain, maka dicatat untuknya pahala
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya... Dan barangsiapa
memberikan teladan jelek lalu diikuti orang lain, maka dicatat untuknya dosa
sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya...”
Maka,
niatkan memberi teladan kepada siswa sebagai ibadah kepada Allah SWT. Jika
semua guru di dunia ini menjadi teladan yang baik, maka tidak akan berlaku lagi
perumpamaan, “Guru makan berdiri, murid
makan sambil joged”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar