Minggu, 26 April 2020

Keteladanan Seorang Guru


Satu keteladanan lebih baik daripada sejuta nasihat. Ungkapan tersebut berarti, memberi teladan atau contoh pada siswa jauh lebih baik dan efektif daripada memberi nasihat. Sebagai guru, pastinya kita pernah memberi nasihat pada siswa, namun siswa tersebut tetap mengulang kesalahannya. Sebaliknya, sering kita jumpai, siswa segera melaksanakan apa yang kita contohkan. Maka, keteladanan guru merupakan faktor mutlak dalam membangun karakter siswa di sekolah.
Karakter siswa berarti sifat kebiasaan yang dilakukan oleh siswa. Contohnya kebiasaan jujur, disiplin, mandiri, peduli lingkungan dan tanggung jawab. Kebiasaan tersebut tentu tidak akan menjadi kebiasaan jika tidak dibiasakan, dan akan lebih mudah dibiasakan oleh siswa, jika guru memberikan contohnya setiap hari.
Dalam filosofi Jawa, kata guru memiliki makna “digugu dan ditiru”. Maksudnya, perkataan seorang guru harus layak jadi panutan dan perilakunya juga layak dicontoh oleh siswanya. Apalagi siswa memang memiliki sifat gemar meniru apa yang dilihat dan didengar dari gurunya.
Ada contoh kasusus di mana keteladanan guru benar-benar diperlukan. Misalnya, saya pernah menegur siswa yang terlambat sholat jamaah di masjid, dan ia menjawab bahwa beberapa guru juga terlambat ke masjid. Memang itu hanya dalih saja, tapi seharusnya guru tidak membuka pintu bagi mereka untuk beralasan. Jika keterlambatan guru terjadi berulang, maka akan dicontoh juga oleh siswanya.
Hal di atas membuktikan, bahwa keteladanan guru memang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter siswa. Jika guru berkarakter baik, maka ia sedang membangun karakter siswanya. Sebaliknya, jika guru berkarakter kurang baik, maka bisa saja ia sedang menghancurkan karakter siswanya.
Maka, guru harus sangat berhati-hati dalam kebiasaan berkata maupun berperilaku di depan siswanya. Guru harus menyadari bahwa membangun nilai-nilai karakter pada siswa tidaklah cukup dengan menjelaskannya saja, tetapi harus dengan keteladanan.  
Marilah, sebagai guru kita bangun karakter kita, agar kita layak menjadi teladan bagi siswa kita, sehingga akan berbuah pahala. Sebagaimana dalam hadist Riwayat Muslim dijelaskan, “Barangsiapa memberi teladan yang baik lalu diikuti orang lain, maka dicatat untuknya pahala sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya... Dan barangsiapa memberikan teladan jelek lalu diikuti orang lain, maka dicatat untuknya dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya...”

Maka, niatkan memberi teladan kepada siswa sebagai ibadah kepada Allah SWT. Jika semua guru di dunia ini menjadi teladan yang baik, maka tidak akan berlaku lagi perumpamaan, “Guru makan berdiri, murid makan sambil joged”.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar